GARUDASATU.CO

Kaltim Targetkan Serapan 12.000 Hektare Program Cetak Sawah pada 2026

SAMARINDA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur menargetkan percepatan perluasan lahan sawah melalui skema cetak sawah nasional yang akan digulirkan Kementerian Pertanian pada 2026. Wakil Gubernur Kaltim Seno Aji mengatakan akan memaksimalkan peluang tersebut dengan menyiapkan lahan di seluruh kabupaten yang memiliki potensi pertanian.

“Tahun ini kita siapkan 1.800 hektare, tetapi yang bisa dikerjakan kemungkinan hanya sekitar 1.000 hektare. Sisanya, 800 hektare, masih terkendala peraturan daerah dan regulasi di masing-masing kabupaten,” ujar Seno di Samarinda, Minggu. (7/12/2025).

Ia menyebut salah satu lokasi yang masih menghadapi hambatan administratif adalah kawasan Mahakam Ulu (Mahulu) dan beberapa titik laiin, sehingga realisasi lahannya akan digeser ke tahun murni 2026.

“Untuk Mahulu sebenarnya ada 200 hektare tahun ini, tapi DID-nya kemungkinan tidak bisa selesai, sehingga harus ditunda ke 2026,” katanya.

Seno menjelaskan bahwa pada 2026, Kementerian Pertanian telah menyiapkan alokasi anggaran untuk program cetak sawah seluas 12.000 hektare, yang akan dibagikan ke seluruh daerah di Indonesia.

Kaltim, kata dia, mendorong agar kuota tersebut dapat terserap maksimal untuk wilayahnya.

“Insya Allah tahun 2026 ada anggaran dari kementerian sekitar 12.000 hektare. Kita ingin supaya semuanya bisa terambil untuk Kaltim. Kami akan rapat dengan kementerian agar alokasinya bisa dimaksimalkan,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa nilai investasi dari pusat cukup besar mengingat setiap satu hektare lahan setara dengan pembiayaan sekitar Rp30 juta. Dana tersebut dikucurkan langsung dari Kementerian Pertanian kepada dinas pertanian di daerah kabupaten/kota.

Kaltim memiliki potensi lahan yang masih luas. Berdasarkan data pemerintah daerah, terdapat 54.000 hektare lahan baku sawah (LBS) yang tercatat, namun hanya 33.000 hektare yang aktif digunakan.

“Masih banyak lahan yang tidak pernah ditanami sehingga berubah menjadi lahan bera. Lahan bera itu adalah lahan yang tidak layak untuk ditanami padi sebelum dilakukan optimalisasi,” jelas Seno.

Optimalisasi ini nantinya dilakukan melalui dua kategori pengerjaan, yakni operasional perbaikan lahan tipe ringan dan operasional lahan tipe berat, dengan skema anggaran yang berbeda.

Program cetak sawah 2026 direncanakan menyasar sejumlah wilayah, khususnya daerah yang memiliki lahan potensial dan cadangan air yang memadai.

“Kita berharap Kutai Kartanegara, Penajam Paser Utara, Paser, Berau, Kutai Timur, dan Kutai Barat bisa masuk. Ini yang sedang kita siapkan agar semua kabupaten siap ketika anggarannya turun,” ujar Seno.

Menurut dia, kesuksesan program cetak sawah penting untuk memperkuat ketahanan pangan Kaltim di tengah kebutuhan pangan yang akan meningkat seiring pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

“Kami ingin Kaltim tidak hanya menjadi penyangga energi, tetapi juga penyangga pangan nasional,” pungkasnya. (MIN)

Advetorial Diskominfo Kaltim

Loading

Print this entry

BAGIKAN:

TINGGALKAN KOMENTAR ANDA

BERITA TERKAIT

BERITA POPULER

REKOMENDASI