SAMARINDA-Meniti hidup sebagai seorang pendatang dengan modal tangan kosong, karir Arfan untuk bisa berhasil tidak semudah membalikkan telapak tangan. Bahkan, suami dari Murniati ini pun sempat merasakan pahitnya kehidupan di kabupaten yang kaya dengan sumber daya alam ini.
Jauh sebelum jadi wakil rakyat, pria lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nusantara (STIENUS) ini sempat menjadi kuli dan sopir angkut kayu dari hutan.
“Pada Agustus 1993 saya pertama kali menginjakkan kaki di Kutai Timur, tepatnya di Kecamatan Bengalon dan datang dengan modal sepuluh jari tanpa pengalaman. Datang hanya dengan modal nekat dan mau bekerja,” ujar Arfan kepada garudasatu.co, Senin(26/5/2025).
Selama menjalani pekerjaan buruh lapangan tersebut, risiko terjepit maupun keseleo bukan hal yang bisa dihindari. Dengan profesi tersebut upah yang diterimanya tentu saja tak sebanding dengan risiko maupun nilai kayu yang dimuatnya. Namun bagi Arfan, pekerjaan apapun yang penting halal, demi mencukupi kebutuhan hidup di tanah rantau.
“Pekerjan apapun yang penting halal, tahun 1993 itu ikut memikul kayu di hutan dan jadi buruh mobil angkut kayu selama dua tahun,” kenangnya.
Setelah dua tahun itu, buruh panggul kayu bukanlah pekerjaan terakhir yang kemudian lantas langsung berbuah manis. Masih banyak tantangan yang harus dilalui, Arfan kemudian menghabiskan waktunya sebagai tukang ojek. Berbekal motor sewaan, direktur CV Rahma itu pun menggeluti pekerjaan di jalanan itu selama setahun.
Tahun 1995, menyewa motor dan jadi tukang ojek. Arfan lanjut berujar, dan tahun 1996 menikah dengan Murniati Manik, anak seorang petani.
“Alhamdullilah, tahun 1999 dikarunia satu orang anak, Rahma Enre dan mulai membangun usaha,” tuturnya.
Perjalanan karir Arfan di bidang usaha mulai menanjak setelah mencoba mendirikan sebuah CV Rahma yang diambil dari nama anak gadisnya tersebut. Setahun kemudian, Arfan memulai usaha bidang perhotelan dengan membangun sebuah hotel dengan nama Hotel Rahma Jaya.
Kendatipun dalam merintis usaha sempat jatuh bangun, karena membangun usaha perhotelan juga memiliki tantangan yang tak sedikit, butuh kesabaran dan kerja keras.
“Jiwa pejuang akan mencintai setiap tantangan. Jiwa pengecut mundur saat dihadapkan pada rintangan,” beber Arfan.
Tahun 2014 menjadi awal karirnya di bidang politik, setelah memperoleh suara terbanyak melalui Partai Nasdem di Dapil Kutim 3 yang saat ini jadi Dapil Kutim 2, Arfan akhirnya sukses melenggang ke parlemen. Ia menjadi Anggota DPRD Kutim Periode 2014-2019.
Kini sang legislator dapil Kutim Berau Bontang ini duduk di DPRD Kaltim sebagai anggota Komisi III yang membidangi “lahan basah” terutama Insfrastruktur dan pertambangan.
“Alhamdulillah tahun ini saya duduk di kursi Karang Paci atas dorongan masyarakat dapil VI Kutim Bontang dan Berau, selain itu saya juga dapat amanah dari Gubernur Kaltim terdahulu pak Isran yang mengatakan ke saya Awak ke DPRD Kaltim saja karena waktu itu beliau masih Ketua DPW Nasdem Kaltim,” tuturnya.
Arfan sangat berkomitmen yang saat ini duduk di Komisi III akan terus memperjuangkan aspirasi masyarakat Kutim Bontang dan Berau terutama terkait Insfrastruktur dan penanganan banjir.
“Dengan kemampuan saya yang saat ini duduk di Komisi III ini akan terus berjuang untuk masyarakat dapil saya baik itu perbaikan Insfrastruktur jalan maupun penanganan banjir yang jika hujan sedikit sudah banjir,” tuturnya.
Meskipun sebagai wajah baru di DPRD Kaltim, demi mewujudkan impian masyarakat Bontang, Kutim dan Berau, Arfan terus berkoordinasi dengan instansi terkait terutama dinas PUPR-PERA Kaltim guna peningkatan dan perbaikan jalan Bontang-Sangatta yang kini hancur kembali.
“Saya saat ini terus berkoordinasi dengan Dinas PUPR Kaltim guna perbaikan jalan utama Bontang-Sangatta karena sekarang hancur kembali, semoga dengan perjuangan saya tahun ini jalan tersebut kembali mulus dan Roda perekonomian masyarakat tidak tersendat,” beber Arfan penuh keyakinan.
Arfan juga mengatakan jika ia terus berkoordinasi dengan instansi terkait di Kabupaten Kota untuk penanganan masalah banjir agar mendapatkan solusi terbaik dengan tujuan agar masyarakat ketika musim penghujan tidak lagi dihantui banjir. (sp/Adv DPRDkaltim).