BALIKPAPAN – Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Seno Aji, membuka Rapat Konsultasi dan Koordinasi Teknis Daerah (Rakontekda) Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2025 se-Kalimantan Timur, yang digelar di Hotel Platinum Balikpapan, Rabu (2/7/25).
Seno Aji menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan Rakontekda yang dinilai tepat waktu karena bersamaan dengan penyusunan Rencana Strategis Perangkat Daerah (Renstra PD) 2025–2029. Ia menekankan pentingnya Rakontekda sebagai momentum strategis membangun kolaborasi dan sinergi antara pemerintah pusat, provinsi, serta kabupaten/kota dalam pengembangan sektor peternakan dan kesehatan hewan di Kaltim.
“Pembangunan peternakan bukan sekadar soal ketahanan pangan, tetapi bagian dari strategi besar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nonmigas, meningkatkan kesejahteraan peternak, serta memperkuat ketahanan pangan daerah,” ujarnya.
Wagub juga menyoroti pentingnya diversifikasi ekonomi melalui sektor peternakan, terutama dalam konteks mendukung keberadaan Ibu Kota Nusantara (IKN). Ia memberikan apresiasi atas dua program strategis dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kaltim, yakni Pengembangan Desa Korporasi Ternak (PDKT) dan pembangunan Hatchery Joper (Jowo Super) sebagai langkah konkret membangun sentra peternakan yang terintegrasi dari hulu ke hilir.
Menurut data yang disampaikan, kebutuhan konsumsi daging ruminansia di Kaltim mencapai 17.095 ton per tahun atau setara dengan 136.763 ekor sapi. Namun, pasokan dari produksi lokal baru mampu memenuhi 47 persen, sehingga sisanya masih harus didatangkan dari luar daerah seperti NTT, Sulawesi, dan Jawa. Hal serupa juga terjadi pada komoditas daging unggas dan telur, yang masing-masing pemenuhannya dari luar daerah masih mencapai 25 dan 66 persen.
Seno Aji menegaskan perlunya penguatan kawasan usaha peternakan dan peningkatan peran swasta, akademisi, asosiasi peternak, serta stakeholder lainnya agar Kaltim tidak hanya menjadi pasar, melainkan juga produsen pangan hewani yang mandiri.
“Kaltim memiliki potensi besar untuk menjadi pusat ekonomi baru berbasis sumber daya terbarukan. Sektor peternakan menjadi salah satu fondasinya,” tegasnya.
Ia juga mengajak seluruh pihak, termasuk perusahaan BUMN, BUMD, dan swasta, agar turut mendukung pembangunan peternakan melalui program kemitraan dan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), serta menjalin kerja sama riset dan teknologi dengan perguruan tinggi.
Ia berharap Rakontekda ini dapat menghasilkan kebijakan dan program nyata guna memperkuat kelembagaan peternakan, meningkatkan produksi lokal, dan membangun sentra peternakan berkelanjutan di seluruh wilayah Kaltim. (yud/vb)