GARUDASATU.CO

Maklumat Ketua-Sekjen Serikat Pekerja Kampus

Alerta! Alerta!

Indonesia tengah berada di tepi jurang. Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, Malang, Pontianak dan masih sangat banyak kota di seluruh negeri diselimuti asap gas air mata, kebakaran, darah rakyat yang kembali tumpah, serta nyawa anak bangsa yang melayang sia-sia. Kematian Affan Kurniawan (21) dilindas kebengisan, tidak cukup membuat Kapolri jatuh, malu dan mundur dari jabatannya.

Di sisi lain kekhawatiran dan kelangkaan barang dan kebutuhan mulai melanda di beberapa area Jakarta sekitarnya. Di Surabaya mahasiswa ditembak, di Tanjung Priok rakyat ditembus peluru tajam. Aparat yang harusnya melindungi justru menghunus senjata kepada rakyatnya sendiri, dan kini TNI ikut menjadi bagian dari represi.

Sungguh menyakitkan, bagaimana arogansi bangsa ini menumbalkan serdadunya, untuk membunuh darah dagingnya sendiri, anak-anak bangsa ini, masyarakat di negeri ini.

Menyikapi berbagai kegentingan dan situasi yang memprihatinkan saat ini, Serikat Pekerja Kampus (SPK) menyerukan:

Kepada media nasional dan internasional, buka sensor! Pecahkan kebisuan! Rekam, dokumentasikan, sebarkan kebenaran. Jejak digital akan menjadi pengadilan sejarah. Diam berarti terlibat menjadi kaki tangan kekuasaan yang menindas.

Kepada para rektor, guru besar, senat, pemimpin fakultas, dan seluruh civitas akademika baik di universitas negeri maupun swasta, mari dukung perjuangan rakyat. Segera bersikap dengan akal sehat. Bersuara dengan dengan adil sejak dalam pikiran. Jadikan kampus sebagai ruang aman bagi siapapun yang butuh perlindungan. Hadirkan solusi yang empatik dan berpihak pada kepentingan rakyat!

SPK memanggil semua pekerja dan diaspora Indonesia serta masyarakat internasional yang peduli pada Indonesia, selamatkan Indonesia! Paksa pemerintah Indonesia di mata dunia internasional untuk menghentikan arogansinya, serta menarik mundur seluruh pasukan Polri dan TNI, dan segera mencopot jabatan Kapolri sebelum situasi makin tak terkendali. Jangan biarkan represi dan pelanggaran HAM terus berulang dan tanpa penyelesaian yang tuntas.

Kepada anggota-anggota TNI, hentikan segala bentuk provokasi yang meningkatkan kekacauan. Kembali ke barak dan jangan campuri urusan masyarakat sipil. Sebagaimana Polri, TNI juga merupakan alat kekerasan negara yang sering menjadi instrumen penguasa untuk mencelakai rakyat.

Kepada pengemudi ojol, buruh, mahasiswa, kawan-kawan masyarakat sipil yang hingga saat ini masih bertahan dan berjuang, dengan rasa marah, takut, sakit, dan kecewa, kita bersama dalam satu barisan! SPK dengan 1.568 dosen, tenaga kependidikan dan pekerja kampus lainnya menyatukan tekad: darah kalian adalah darah kami, luka kalian adalah luka kami.

Kepada kawan-kawan pekerja, masyarakat sipil, civitas akademika, petani, pedagang, dokter, guru, semua bersatulah! Apa yang terjadi hari ini adalah momentum konstitusional, oleh karena itu, tidak perlu menggunakan hak angket dalam pemakzulan presiden dan wakil presiden, cukup dengan kekuatan rakyat! Barisan rakyat harus bangkit di seluruh daerah, untuk merebut kembali kedaulatan tertinggi. Susun kekuatan dan aliansi rakyat. Rakyat bersatu tak bisa dikalahkan!

Kepada orang tua dan keluarga. Jangan biarkan putri-putra kita berjuang sendirian, mari bersamai mereka. Dukung mereka dengan doa, keberanian, dan perlindungan. Ingatlah, mereka sedang mempertaruhkan masa depan bangsa ini.

Presiden Prabowo Subianto, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, dan seluruh anggota DPR harus memohon pengampunan rakyat dan bertanggung jawab atas situasi ini. Anggota DPR yang saat ini sedang di Singapura, Sydney, dan di berbagai kota di luar negeri harus segera pulang ke Indonesia dan mundur dari jabatan sebagai anggota dewan. Kalian telah mengkhianati rakyat yang sedang sangat susah dan dibelit berbagai kebijakan yang tidak adil. Ingat setiap tetes darah di negeri ini akan menjadi dosa dunia akhirat kalian. Berempatilah pada penderitaan rakyat.

Kepada seluruh anggota SPK, jangan gentar, terus bersuara lantang dan kritis. Kita adalah insan berdampak, saling bantu, saling dukung dan saling menguatkan masyarakat kita. SPK bersama seluruh rakyat, terus bersatu, saling bantu, saling dukung, dan teguhkan keyakinan: rakyatlah pemilik sejati negeri ini, bukan penguasa yang congkak. Untuk itu kami instruksikan kepada anggota SPK untuk membersamai aksi masyarakat, di seluruh Indonesia. Ikatkan pita hitam di lengan untuk mengabarkan perlawanan bersama kita.

Kepada seluruh masyarakat, jangan terpancing kerusuhan berbasis rasial, gender, dan agama. Kita saling jaga dan bersolidaritas melawan kesewenang-wenangan.

Demi keselamatan Indonesia, kami memperingatkan aparat kepolisian dan militer: Kalian hanyalah alat negara, kalian tameng, mainan penguasa!

Jangan biarkan diri kalian diperalat menjadi bemper dan mesin pembunuh rakyat. Ingatlah, peluru yang kalian tembakkan ke tubuh seorang demonstran akan berubah menjadi kutukan jutaan ibu, doa laknat yang tidak akan pernah padam. Kita berada di pihak yang sama, rakyat yang ditindas, kaum yang tidak berdaya. Jangan buta diperdaya bela negara namun membunuhi rakyat pemilik negeri ini, mari bersatu saling menjaga untuk melawan tirani.

Sejarah akan mencatat: bahwa di titik inilah kita diuji, apakah kita berdiri bersama rakyat, atau memilih menjadi pengkhianat!

Jakarta, 31 Agustus 2025

Loading

BAGIKAN:

TINGGALKAN KOMENTAR ANDA

BERITA TERKAIT