SAMARINDA-Lima tahun duduk sebagai anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar dapil Kaltim H Rudy Mas’ud telah banyak menorehkan prestasi dan membuahkan hasil perjuangannya yang tidak sia sia bagi masyarakat Kalimantan Timur.
Ya, Rudy Mas’ud seorang politisi muda sekaligus Ketua DPD Partai Golkar Kaltim telah berhasil memperjuangkan hak daerah pengolah migas untuk mendapatkan Dana Bagi Hasil (DBH) telah tercapai khususnya untuk Provinsi Kalimantan Timur.
Diketahui dari hasil perjuangan sosok Rudy Mas’ud dan merupakan orang yang pertama di DPR RI memperjuangkan DBH Migas bagi daerah pengolah akhirnya seluruh Indonesia dapat menikmati DBH Migas.
Dihadapan awak media usai menghadiri agenda konsolidasi forum Satunusa di tanya seputar bagaimana perjuangan UU 33 tentang DBH migas yang sebelumnya ada andil dari sosok Rudy Mas’ud, ia mengatakan perjuangan yang sangat panjang.
“Alhamdulillah, perjuangannya memang panjang. Itu pada saat kita melaksanakan amandemen undang-undang nomor 4 tahun 2009 itu, sehingga lahirlah undang-undang Minerba yang baru, dan di situ, kami paham sekali bahwa di Kalimantan Timur ataupun di provinsi-provinsi yang lainnya, tidak semuanya memiliki sumber daya alam,” ujar Calon Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud.
Rudy juga mengatakan dengan tegas bagaimana mereka di situ adalah mencetak. Artinya mengelola dari sumber daya alam itu. Contoh misalkan Gresik.
“Gresik di situ sebagai pengolah, OR-nya, emas itu datang dari freeport, di sana dikelola, maka dia mendapatkan dana pengolahan bukan dana bagi hasil, itu Gresik,” terangnya.
Ia juga menekankan Kalimantan Timur juga demikian. Kalimantan Timur itu gasnya dari mana-mana. Ada dari Kutai Kartanegara dari Selat Makassar dan macam-macamnya, masuk di olah di PKT pupuk di Bontang ya, gas alam disitu.
“Dan alhamdulillah itu diolah menjadi pupuk dan di situlah mendapatkan dana bagi hasil pengolahan. bukan dana bagi hasilnya, tapi dana pengolahan itu, dan alhamdulillahnya itu bisa dinikmati dengan warga Bontang, yang tadinya anggarannya dibawah daripada Rp1 triliun, hari ini APBD-nya sudah Rp3,3 triliun,” beber Rudy Mas’ud.
“Itu tidak pernah kami ekspos dan tidak pernah kami sampaikan. Karena ini menurut kami, ini adalah bagian daripada amal jariyah. Sedangkan kedua, politik ini kami jadikan sebagai ladang amal ibadah.
Jadi kalau perjuangan yang ini, biar nanti semuanya yang akan menjawab itu adalah waktu yang akan menjawab itu semuanya,” imbuhnya.
Rudy Mas’ud menegaskan jika sangat penting dana bagi hasil. Ini baru dana bagi hasilnya saja.
“Bagaimana negara-negara itu menjadi kaya raya. orang perang itu karena sumber energi loh. Irak termasuk semuanya yang perang di Timur Tengah itu karena yang diperebutkan adalah sumber energinya. Maka kalau tanya pentingnya, ya pentingnya luar biasa. Karena itu adalah sumber energi,” tegasnya
Energi ini harganya makin lama makin mahal, hari ini mungkin harga energi kita khususnya minyak dan gas itu. Gas itu harganya sekarang mendekati 100 dollar per barrel.
“Jadi kalau ditanya seberapa penting. Brunei itu makmur karena ada minyaknya. Timur Tengah itu makmur karena ada minyaknya. Kalau enggak ada minyaknya, ya enggak ada, mereka menjadi negara yang miskin,” jelas Rudy.
*Apakah akan diperjuangkan lagi ini pak untuk ditingkatkan dana DBH ini ketika bapak terpilih nanti?*
“Insyaallah nanti kita lihat ya. sekarang tujuannya bukan programnya. Tapi sekarang bagaimana kita memenangkannya, supaya program-program itu bisa kita eksekusi,” pungkasnya penuh optimis.