SAMARINDA – Tegas, Calon Wakil Gubernur Kaltim H Seno Aji membantah apa yang telah diucapkan oleh rivalnya Hadi Mulyadi, yang mengatakan jika anggaran yang ada tak cukup untuk mewujudkan impian pendidikan gratis itu. APBD Kaltim, katanya, harus dibagi dengan sangat bijak. Terdapat beberapa pos-pos anggaran yang sudah ditetapkan dan tak dapat dirubah.
Jalan yang rusak, jembatan tak layak, serta rakyat yang butuh layanan kesehatan, semua dianggap membutuhkan perhatian yang sama besarnya. Sehingga, tidak mungkin seluruh anggaran digelontorkan untuk pendidikan.
Hadi Mulyadi yang juga pernah diperiksa oleh pihak berwenang terkait Bankeu Pemprov Kaltim semasa menjabat Wakil Gubernur bersama mantan anggota DPRD Kaltim serta seorang pengusaha terkenal tersebut sepertinya tahu secara detail, di balik setiap rupiah yang dialokasikan, ada prioritas lain yang juga menuntut tempatnya di hati pemerintah.
Seno Aji dihadapan awak media usai menghadiri agenda Diskusi Pendidikan bersama Lembaga Pendidikan Ma’arif menepis pernyataan pesimis tersebut.
Di mata mantan Wakil Ketua DPRD Provinsi Kaltim ini, janji pendidikan gratis bukanlah utopia semata. Semua itu bisa terealisasi, dengan catatan, tergantung leadernya.
“Semua tergantung pemimpinnya, mau atau tidak melakukannya,” ujarnya lantang, penuh keyakinan. Ia yakin bahwa pendidikan gratis bukanlah sesuatu yang mustahil untuk diwujudkan.
Masih lanjut Seno Aji, saat ini APBD Kaltim sebesar Rp20-25 triliun. Bila mengikuti regulasi yang berlaku, yakni 20 persennya untuk anggaran pendidikan, maka jika dirupiahkan sebesar Rp4-5 triliun.
“Ada yang bilang anak-anak kita itu totalnya 1 juta orang, enggak ada. Tapi jika 1 juta itu kita hitung dari TK mungkin iya, namun kan kita tidak bicara masalah itu. Apalagi pendidikan dasar juga sudah gratis, dan anggaran khusus untuk pendidikan itu mencapai Rp4-5 triliun,” bebernya, di aula Pondok Pesantren Nabil Husein.
Menurut pria kelahiran Semarang ini, program pendidikan dasar di Bumi Kalimantan sudah gratis. Maka, tinggal kebutuhan kecil-kecil seperti seragam atau buku saja yang belum ditanggung dan itu mampu untuk dipenuhi.
“Itu pun nggak banyak anggarannya, dan kita mampu menanggungnya. Jadi, jangan bilang kita nggak mampu. Kita mampu kok, hanya perlu keberanian dan tekad untuk bersama-sama melaksanakannya,” imbuhnya, Rabu (25/9/2024).
Seno juga menyampaikan secara jelas jika cara lainnya, bisa dengan menambah alokasi anggaran pendidikan dari minimal 20 persen menjadi 25 persen, atau mungkin bisa juga menggandeng perusahaan-perusahaan besar melalui program CSR, sehingga janji itu dapat diwujudkan.
“Anggaran pendidikan itu minimal 20 persen, kita boleh dong nambah jadi 25 persen, siapa yang mau melarang, boleh lah. Kita juga bisa bersinergi dengan perusahaan. Nanti kita buat Badan Pendidikan, semua bisa jadi satu, yakni dana CSR ditambah APBD Kaltim. Intinya, ada cara, asalkan kita mau,” tegasnya.
Bagi Rudy Mas’ud – Seno Aji, itu adalah janji masa depan yang lebih cerah. Namun bagi pasangan petahana Isran Noor – Hadi Mulyadi, itu hanyalah sebuah impian yang mustahil dan tidak dapat direalisasikan.(gm)