GARUDASATU.CO,SAMARINDA-Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi penuhi undangan rapat kerja dengan Komisi II DPRD Kaltim membahas aduan Forum Masyarakat Nelayan Kota Bontang terkait pengurusan surat-surat kapal, Kamis (18/8/2022) lalu.
Rapat kerja digelar di lantai 3 Gedung D Komplek DPRD Kaltim, jalan Teuku Umar Samarinda ini juga menghadirkan Forum Masyarakat Nelayan Kota Bontang, KSOP Kota Bontang dan KSOP Kota Samarinda.
Dibenarkan Pelaksana Tugas (Plt) Dinas Kelautan dan Perikanan Irhan Humaidy melalui Kepala Bidang (Kabid) Perikanan Tangkap DKP Kaltim, Petrijansah, jika Forum Masyarakat Nelayan Bontang memberikan aduan berupa izin penerbitan oleh ksop.
“Memang tadi sudah ada kesepakatan antara kedua belah pihak yang dimediasi dewan, hanya ada miskomunikasi saja antara forum dan ksop,” ujar Petrijansah.
Adapun kehadiran dinas dalam RDP ini berkaitan dengan bahan bakar minyak (BBM) subsidi yang bisa didapatkan para nelayan apabila sudah memiliki izin. Petrijansah pun sudah menyampaikan bahwa untuk BBM subsidi ini penyalurannya harus betul-betul tepat sasaran, sehingga diperlukan izin.
“Memang konteksnya harus memiliki izin agar diakui sebagai nelayan dan mempunyai usaha disektor perikanan. Kalau tidak ada izin takutnya terjadi penyelewengan. Subsidi harus tepat sasaran dengan kuota tertentu, karena BBM ini diawasi banyak aparat,” jelasnya.
Petrijansah juga meminta dukungan Forum Masyarakat Nelayan Bontang untuk memberikan edukasi ke anggota lainnya bahwa mengurus perizinan itu penting.
Karena secara kekuatan hukum itu diakui oleh Negara. Bahkan, manfaat lainnya yaitu bisa mendapatkan BBM bersubsidi dan bantuan dari pemerintah.
“Dari sisi keamanan dan manfaat, mereka bisa mendapatkan BBM Subsidi, secara legalitasi diakui Negara dan mereka bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah. Yang jelas ini bukan politik,” bebernya.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kaltim pun berkomitmen akan memberikan pelayanan maksimal kepada nelayan.
“Jika mereka ada pengaduan dan sebagainya, tetap akan kami tindak lanjuti. Kami siap mendukung nelayan di Kaltim,” pungkasnya.
