GARUDASATU.CO

Kritik Pedas Debat Publik Pilgub Kaltim, Sutan Sahcrial: Pemimpin Yang Baik Adalah Pemimpin Yang Beretika dan Punya Adab

SAMARINDA-Debat Publik Pertama Pilgub Kaltim telah digelar oleh KPU Kaltim dengan sukses di Planery Hall Convetion Center jalan Wahid Hasyim Samarinda, Rabu(22/10/2024) malam.

Pasca Debat Publik Pilgub Kaltim banyak menuai sorotan dari berbagai kalangan masyarakat Kalimantan Timur tak terkecuali Ketua DPD Rampas Setia 08 Kaltim Berdaulat Sutan Sachrial.

mengemukakan sejumlah catatan kritis terhadap pelaksanaan debat yang melibatkan Pasangan Calon (Paslon) 01 Isran Noor-Hadi Mulyadi dan Paslon 02 Rudy Mas’ud-Seno Aji.

Debat yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kalimantan Timur ini merupakan momentum penting dalam rangkaian Pilgub Kaltim 2024.

Acara debat kandidat Pilgub Kaltim 2024 berlangsung selama kurang lebih tiga jam dan dihadiri para pendukung kedua paslon.

Menurut Sutan Sahcial, sehrusnya debat kandidat menjadi ajang yang menarik bagi publik untuk bisa menilai para kandidat.

Dalam momentum debat, kedua paslon memiliki ruang untuk memaparkan visi, misi, dan program kerja mereka kepada masyarakat Kaltim.

Namun, Sutan Sahcial menilai, faktanya tidak demikian. Ia pun mengaku kecewa dengan jalannya debat dan memiliki sejumlah catatan serius terkait debat tersebut.

“Sebelumnya saya sangat bersemangat untuk mengikuti debat kandidat ini. Tapi di tengah perjalanan itu, ada peraturan-peraturan yang sudah dibuat oleh KPU, tidak boleh menyerang, tidak boleh main HP, dan segala macamnya itu. Nah, tetapi saya sangat kecewa sekali. Saya kecewa. Seperti apa aturannya ini,” ungkap Sutan Sahcrial kepada awak media.

Sutan Sahcrial menilai ada beberapa persoalan yang mesti dibenahi oleh KPU Kaltim. Pertama Protokol Kehadiran dan Tata Tertib Sutan Sahcrial mengungkapkan keprihatinannya terhadap kedisiplinan protokol acara.

Saat mula debat, Paslon 01 sudah muncul sebelum dipanggil moderator. Menurut Sutan, hal ini menunjukkan ketidakpatuhan terhadap protokol yang telah ditetapkan KPU.

Sebaliknya, Paslon 02 menunjukkan kedisiplinan dengan baru memasuki ruangan setelah dipanggil secara resmi.

“Padahal tuan rumahnya, kan KPU Katim. Kenapa belum dipanggil, sudah nongol duluan? Nah, ini saya mulai berpikir, ini kenapa bisa seperti ini? Nah, kemudian pasangan 02 itu setelah panggil baru keluar, telah dipanggil, baru keluar dia. Nah, ini apa mengikuti aturan yang sudah dibuat oleh KPU,” jelasnya.

Sutan juga menyoroti pengendalian Emosi dan Profesionalisme, menurut Sutan Sahcial, ada insiden yang melibatkan calon wakil gubernur dari Paslon 01 menjadi sorotan khusus.

Ketika terjadi interaksi dengan pendukung Paslon 02, calon wakil gubernur tersebut menunjukkan reaksi emosional yang dinilai kurang proporsional.

Menurutnya, sebagai calon pemimpin daerah, pengendalian emosi adalah hal fundamental. Reaksi berlebihan terhadap gestur pendukung lawan mencerminkan ketidaksiapan dalam menghadapi dinamika politik yang lebih besar.

“Harusnya dia diam dan biar itu moderator yang menegur, bukan paslon. Nah, jadi seolah-olah ini semacam apa ya, emosionalnya terlalu berlebihan menurut saya dan tidak boleh menunjukkan kepada khalayak ramai,” tegas Sutan.

Di awal debat, diketahui paslon 01 sempat melayangkan interupsi dan meminta moderator untuk menertibkan peserta sesuai tata tertib yang telah disampaikan panitia.

Sementara itu terkait penggunaan Bahasa dan Komunikasi
Kritik juga ditujukan pada aspek penggunaan bahasa dalam forum resmi.

Penggunaan bahasa daerah yang dominan dalam beberapa segmen dianggap kurang tepat untuk format debat tingkat provinsi.

Menurutnya, forum debat calon gubernur adalah forum resmi yang seharusnya menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Penggunaan bahasa daerah secara berlebihan dapat mengurangi inklusivitas dan profesionalisme acara.

“Dia pakai bahasa daerah. Harusnya di sana juga harus memberikan masukan bahwa kita harus pakai bahasa Indonesia yang baik,” tambah Sutan.

Sutan Sahcial juga menyoroti peran moderator dalam pengendalian jalannya debat.

“Moderator seharusnya lebih tegas dalam menegakkan aturan dan protokol debat. Termasuk dalam hal penggunaan bahasa dan pengendalian situasi ketika terjadi ketegangan,” ujarnya.

Sutan Sahcial mengimbau masyarakat Kaltim untuk mencermati dengan seksama penampilan para kandidat dalam debat. Selain itu, Sutan Sahcial berharap KPU sebagai penyelenggara debat dapat memperbaiki gelaran acara agar lebih menarik dan tidak menuai kontroversi di masyarakat.

Dirinya berharap KPU dan Bawaslu dapat mengevaluasi pelaksanaan debat pertama ini secara menyeluruh. Perbaikan kualitas debat sangat penting untuk membantu masyarakat Kaltim membuat keputusan yang tepat dalam memilih pemimpinnya.

“KPU juga mungkin harus memperhatikan dan juga bagaimana debat kedua nanti supaya menarik,” ungkapnya.

Sutan Sachrial sangat berharap ke depannya untuk KPU jangan sampai hal-hal yang seperti ini terjadi lagi. Jangan sampai ada kata-kata yang melecehkan atau memprovokasi, atau kata-kata yang tidak pantas diucapkan seorang (calon) pemimpin.

“Saya menghimbau kepada seluruh lapisan masyarakat Kalimantan Timur harus bisa memilih dan memilah mana pemimpin yang baik, mana pemimpin yang punya etika dan mana pemimpin yang punya adab dan bisa mensejahterakan masyarakat Kaltim, jawabnya adalah pilih paslon nomor 02 Rudy-Seno” pungkasnya.

Loading

BAGIKAN:

[printfriendly]
[printfriendly]

TINGGALKAN KOMENTAR ANDA

BERITA TERKAIT

Copyright© PT Garudasatu Media Indonesia