SAMARINDA – Rencana pembukaan rute penerbangan internasional Samarinda–Kuala Lumpur pada Februari 2026 dipandang sebagai momentum strategis bagi ibu kota Provinsi Kalimantan Timur. Kehadiran jalur udara lintas negara ini bukan sekadar membuka konektivitas baru, tetapi juga menjadi pintu masuk untuk memperkenalkan Samarinda ke panggung regional dan internasional.
Anggota Komisi III DPRD Kalimantan Timur, Subandi, menilai peluang tersebut harus dimanfaatkan secara maksimal oleh pemerintah daerah, khususnya dengan mempercepat penataan kota agar siap menyambut wisatawan mancanegara.
“Ini adalah sebuah peluang yang dapat digunakan sebaik-baiknya oleh pemerintah kita. Jangan sampai rute internasional sudah dibuka, tetapi kota belum siap menyambut tamu dari luar negeri,” ujar Subandi di Samarinda beberapa waktu lalu.
Subandi mengaku baru menerima informasi terkait rencana pembukaan rute tersebut. Namun ia menegaskan, kehadiran penerbangan langsung ke Kuala Lumpur akan memperluas mobilitas masyarakat, baik bagi wisatawan asing yang ingin berkunjung ke Kalimantan Timur maupun warga Samarinda yang hendak bepergian ke luar negeri.
Menurutnya, akses penerbangan internasional akan berdampak langsung pada sektor pariwisata, perdagangan, hingga jasa. Efek berantai ini dinilai berpotensi menggerakkan ekonomi lokal jika diikuti dengan kesiapan kota yang memadai.
“Dengan adanya rute internasional, arus orang dan barang pasti meningkat. Ini peluang ekonomi yang besar, tapi harus diimbangi dengan kesiapan infrastruktur dan layanan kota,” katanya.
Subandi menilai Samarinda sejatinya telah memiliki infrastruktur dasar yang cukup baik. Jaringan jalan, fasilitas perhotelan, serta layanan perkotaan terus berkembang seiring pertumbuhan kota. Namun demikian, ia mengingatkan bahwa peningkatan kualitas tetap harus dilakukan agar Samarinda mampu memberikan kesan positif bagi wisatawan mancanegara.
Ia menyoroti pentingnya peningkatan kualitas transportasi dalam kota, penataan destinasi wisata, serta pengembangan fasilitas publik yang ramah pengunjung.
“Semakin banyak wisatawan yang datang, semakin besar kebutuhan akan layanan yang tertib, nyaman, dan mudah diakses. Ini yang harus kita siapkan dari sekarang,” ujarnya.
Lebih jauh, Subandi menilai berbagai proyek penataan kota yang tengah berjalan saat ini menjadi modal penting dalam menyambut rute penerbangan internasional.
Pembangunan kawasan Teras Samarinda, pembenahan Pasar Pagi, revitalisasi Masjid Raya, hingga penataan Citra Niaga disebutnya sebagai langkah strategis yang akan memperkuat wajah kota.
“Penataan ini bukan hanya untuk warga lokal, tetapi juga untuk membangun citra Samarinda sebagai kota yang modern, tertata, dan ramah bagi pengunjung,” jelasnya.
Tak hanya kawasan darat, Subandi juga menyoroti potensi besar Sungai Karang Mumus (SKM) dan Sungai Mahakam sebagai daya tarik wisata. Dengan penataan yang serius dan berkelanjutan, kedua sungai tersebut diyakini dapat menjadi ikon wisata kota yang unik dan memiliki nilai jual tinggi.
“Kalau sungai-sungai ini ditata dengan baik, bisa menjadi daya tarik utama. Bukan hanya untuk wisatawan domestik, tapi juga wisatawan mancanegara,” katanya.
Subandi berharap pembukaan rute internasional Samarinda–Kuala Lumpur tidak berhenti pada aspek konektivitas semata. Lebih dari itu, momentum ini harus dimanfaatkan untuk membangun citra Samarinda sebagai kota yang terbuka, ramah wisatawan, dan siap bersaing dengan kota-kota lain di kawasan regional.
“Ini kesempatan baik untuk memperkenalkan Samarinda ke dunia. Tinggal bagaimana kita menyiapkan kotanya agar benar-benar layak menjadi etalase Kalimantan Timur,” pungkasnya.
MIN | ADV DPRD KALTIM
![]()











