GARUDASATU.CO, SAMARINDA-Dunia pendidikan di lingkungan Pondok Pesantren kembali tercoreng oleh MAF(20)santri senior dengan menganiaya juniornya AR(14)hingga tewas. Ironisnya penganiayaan tersebut dilakukan di aula pondok pesantran DF kawasan Samarinda Utara tempat si pelaku dan korban sama sama menempa ilmu agama.
Kini Polsek Sungai Pinang telah mengamankan seorang pelaku penganiayaan yang juga seorang santri senior MAF( 20) yang menewaskan korban AR (14) yang tak lain adalah juniornya tersebut.
“Korban tewas diduga karena dihajar seniornya, awal kejadian uang pelaku hilang dan menuduh korban adalah pencuri, sehingga atas kejadian tersebut korban dianiaya,. Untuk pelaku kini ditahan di Polsek Sungai Pinang,” ujar Kapolsek Sungai Pinang AKP Noor Dhianto, Rabu(22/2/2023).
Dikatakannya, penanganan kasus ini masih di dalami terkait bagaimana pelaku bisa beranggapan kalau korban mencuri uangnya,
“Pelaku tidak hanya sekadar bertanya, diduga juga menganiaya korban, dengan cara dipukul pada pipi kiri dan kanan dengan menggunakan tangan dan kaki,” ungkapnya.
Dijelaskannya, atas dugaan penganiayaan itu korban jatuh tersungkur dan sempat dibawa ke ruang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), namun semakin parah, lalu dibawa ke klinik di sekitar Ponpes.
Tambahnya, korban kemudian hendak dirujuk ke RSUD AW Sjahranie sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia. Belum bisa dipastikan apakah korban meninggal di jalan atau di klinik terdekat. Setelah dinyatakan meninggal, jenazah korban dibawa ke rumah duka.
“Atas kejadian itu, pihak Ponpes mengadu ke Bhabinkamtibmas hingga akhirnya sampai ke Polsek Sungai Pinang, jadi setelah info kejadian itu diterima Polsek, tim langsung datang ke lokasi tersebut untuk olah TKP,” tutur AKP Noor Dhianto.
Kapolsek terus mengatakan, bersama Bhabinkamtibmas dan pengurus Ponpes, pelaku kemudian dibawa ke Polsek Sungai Pinang guna dilakukan pemeriksaan.
“Pelaku usia dewasa 20 tahun sudah kita tahan untuk menjalani proses hukum, dan kasus ini kita terapkan Undang-undang Perlindungan Anak karena korban anak bawah umur,” pungkasnya Noor Dhianto.
Sementara itu, saat dikonfirmasi, pihak pengasuh Ponpes tak ingin berkomentar panjang, yang pasti pihak Ponpes saat ini tengah fokus mempersiapkan kegiatan wisuda para santriwan dan santriwati.
“Untuk kejadian perkara, sudah saya utarakan semuanya ke Polsek Sungai Pinang, yang pasti kami mengalami duka yang amat mendalam atas musibah yang dialami anak kami, mohon doanya semoga hal seperti ini tidak terjadi lagi, dan tetap menjaga situasi agar tetap aman dan kondusif,” ujar Pengasuh Ponpes tersebut.
Terpisah, salah seorang petugas keamanan (security) Ponpes, berinisial R mengatakan saat insiden berlangsung pada Sabtu (8/2), dirinya hanya fokus menjaga keamanan di pintu pagar masuk pesantren, sehingga tidak begitu detail mengetahui apa yang terjadi di dalam asrama santri.(ms)