KUKAR–Anggota DPRD Kaltim H Akhmed Reza Fachlevi menanggapi santai pernyataan cagub 01 yang berkata injak injak Dendi dan tentunya politisi muda partai Gerindra Kaltim ini juta mengecam ucapan calon pemimpin yang tidak punya adab tersebut.
“Kalau masalah pernyataan tersebut bisa langsung ditanyakan ke pak Dendi, namun kami sebagai tim pemenangan sudah menginstruksikan agar tidak terpancing, saat ini yang terpenting berjuang bersama untuk memenangkan Dendi Alif sebagai Bupati Kukar 2024-2029, ” ujar Reza Fachlevi.
Sementara itu Calon Bupati (Cabup) Kutai Kartanegara, Dendi Suryadi, akhirnya angkat bicara terkait pernyataan kontroversial yang disampaikan oleh Calon Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Isran Noor.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Isran Noor dalam sebuah acara terbuka di Kutai Kartanegara, yang memicu reaksi keras dari berbagai kalangan. Terutama, netizen-netizen yang ada di sosial media instagram.
Kejadian ini bermula ketika dalam acara itu, seorang ibu berbaju merah putih secara tidak sengaja salah menyebut nama calon bupati pilihannya.
Awalnya, ibu tersebut menyebut Dendi Suryadi sebagai pilihannya, namun kemudian dia pun segera mengoreksi ucapannya menjadi Edi Damansyah. Momen yang tampaknya sepele itu kemudian memicu respons mengejutkan dari Isran Noor.
Dalam tanggapannya, Isran Noor mengatakan bahwa gambar Dendi Suryadi “hendak diinjak-injak, bukan dicoblos,” sambil memperagakan gerakan kaki yang seolah-olah dirinya sedang menginjak sesuatu.
Pernyataan ini langsung menuai reaksi keras, terutama di media sosial dan di kalangan pendukung Dendi Suryadi.
Tidak lama setelah insiden tersebut, Dendi Suryadi memberikan responsnya saat ditemui awak media di kediamannya, Dendi memilih untuk meredakan situasi dan mengajak para pendukungnya untuk tidak terprovokasi.
“Kalau ada orang yang ingin menginjak-injak foto saya, ya silakan saja. Kita serahkan saja kepada masyarakat, biar mereka yang menilai siapa pemimpin yang bisa menjadi teladan atau tidak,” ujar Dendi dengan tenang.
Dendi menegaskan bahwa dalam politik, serangan pribadi dan penghinaan seharusnya tidak menjadi bagian dari kampanye. Ia juga mengimbau kepada para simpatisannya untuk tetap fokus pada tujuan utama, yaitu meraih kemenangan dalam Pilkada demi memajukan Kabupaten Kutai Kartanegara.
“Untuk para relawan maupun simpatisan, kita fokus saja pada kemenangan ini. Agar kita bisa sama-sama membangun Kabupaten Kutai Kartanegara lebih baik, lebih makmur, dan membuat masyarakat bahagia,” terangnya.
“Intinya jangan mudah terprovokasi, jangan mudah emosi. Kalau ada yang menjelekkan kita, senyum saja, atau kalau perlu, kita ajak mereka joget bersama,” tambah pria kelahiran 1968 itu.
Dendi Suryadi terlihat tetap tenang dan tidak membalas serangan dengan kata-kata yang merendahkan. Langkah ini sebagai upaya untuk menjaga suasana kondusifitas di Kutai Kartanegara khususnya dan Provinsi Kaltim pada umumnya.
“Politik seharusnya menjadi ajang untuk beradu gagasan dan program, bukan saling menjatuhkan. Saya percaya masyarakat Kutai Kartanegara bisa melihat dan menilainya,” tutupnya.
Sementara itu pasangan Dendi Suryadi yakni Cawabup Kukar H Alif Turiadi dengan santai mengatakan jika aksi yang ditunjukkan oleh seorang calon pemimpin sangat rendah adab.
“Perbuatannya telah menunjukan kwalitas seorang pemimpin yang sangat minim adab. Karena orang berilmu belum tentu beradab tapi orang beradab pasti berilmu,” tegas Alif.