GARUDASATU.CO

Sani Bin Husain Angkat Bicara Soal Rencana Kenaikan Biaya Haji: Jelas Tidak Adil

GARUDASATU.CO, SAMARINDA – Menyoal isu kenaikan biaya ibadah haji yang didorong Kementerian Agama (Kemenag) dinilai tidak rasional. Pasalnya berbanding terbalik dengan kebijakan Arab Saudi yang justru menurunkan biaya ibadah haji.

“Kenaikan itu sangat memberatkan di tengah kondisi ekonomi sulit saat ini dan latar belakang calon jemaah haji kota Samarinda sebagian besar adalah karyawan dan pelaku ekonomi kecil” ujar Sani Bin Husain kepada awak media, Senin (23/1/2023).

Pandangan ketua Fraksi PKS DPRD Samarida itu menyebut, usulan kenaikan biaya haji salah satunya karena terjadi kesalahan dalam pengelolaan dana. “Kan rumusnya jelas ada indirect cost yang didapatkan dari setoran awal itu kan Rp 25 juta, kalau umpama dia menabung 20 tahun atau 30 tahun berarti kan uang itu mengendap 30 tahun, harusnya kan sudah dapat keuntungan,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Sani menjabarkan, selama ini 70% keuntungan pengeloalan dana haji diambil pemerintah untuk menerbitkan surat utang Negara (SUN) dan SUKUK yang keuntungannya hanya 5 % sedangkan inflasi angkanya sudah di 5,4%.  Sebenenarnya, masalah itu sudah diperingatkan oleh KPK 5/1/2023 dalam acara monitoring dan audensi dengan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) di Gedung merah putih.

“Saya berharap kedepan BPKH dan Kementrian Agama lebih berhati-hati mengelola dana Haji umat dan mau mendengar saran dari berbagai pihak,” tegasnya.

Sani menyatakan bahwa sudah dua tahun Indonesia tidak mengirimkan jamaah hajinya dengan berbagai alasan, padahal menurutnya masa tunggu untuk berangkat diperkirakan ada yang sampai 30 sampai dengan 40 tahun. Sementara, dibeberapa negara, meskipun berada dalam situasi pandemi covid 19 tetap mengirimkan jamaahnya.

“Semestinya, dengan sudah selesainya covid 19 atau Corona ini biaya haji harusnya lebih murah oleh karena tidak ada lagi biaya swab, biaya quarantine, biaya antigen, atau biaya kesehatan lainnya,”

Sehingga Sani menegaskan, jangan sampai akhirnya Badan pengelolaan keuangan haji perusahaan tidak punya modal sama sekali, padahal menurutnya badan tersebut adalah perusaaan investasi dan semua akhirnya di tanggungkan ke Jamaah.

“jelas itu tidak adil,” tandasnya.

(ADV)

Loading

BAGIKAN:

[printfriendly]
[printfriendly]

TINGGALKAN KOMENTAR ANDA

BERITA TERKAIT

Copyright© PT Garudasatu Media Indonesia