SAMARINDA-Pertamina masih pemain tunggal, dan itu jadi persoalan. Balikpapan butuh kompetitor agar pelayanan bisa lebih maksimal, itulah komentar berbagai kalangan masyarakat legislatif dapil Balikpapan menanggapi persoalan kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di Kota Balikpapan.
H La Ode Nasir, SE anggota DPRD Kaltim menyoroti minimnya akses masyarakat terhadap BBM, terutama pada saat jam sibuk dan malam hari. Ia menilai bahwa monopoli distribusi energi oleh satu badan usaha membuat masyarakat tidak punya pilihan ketika terjadi kekosongan atau antrian panjang.
La Ode mendorong agar ke depan perusahaan energi lain seperti Shell, Vivo Energy, BP-AKR, hingga ExxonMobil diberi ruang untuk masuk dan bersaing secara sehat di Balikpapan.
โPersaingan sehat akan mendorong kualitas layanan. Kita tidak bisa terus bergantung pada satu operator,โ ujar La Ode saat dikonfirmasi viateleponselulernya, Minggu(1/6/2025) sore.
Selain soal persaingan, La Ode juga menyoroti keterbatasan jumlah SPBU yang beroperasi 24 jam di kota minyak tersebut. Ia berharap pemerintah daerah mempermudah proses perizinan pendirian SPBU baru agar distribusi BBM menjadi lebih merata dan menjangkau seluruh wilayah.
โSaya juga mendukung agar perizinan SPBU di Balikpapan dipermudah. Sejauh ini hanya ada beberapa SPBU yang buka 24 jam. Ini jelas tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan warga,โ ucapnya.
Ia menekankan pentingnya peran pemerintah dalam mendorong investasi sektor energi ritel dan memfasilitasi percepatan izin usaha SPBU, terutama di wilayah padat penduduk yang masih kekurangan akses.(sp/Adv DPRDkaltim).