GARUDASATU.CO

Perlahan Mengurai Benang Kusut Parkir Di GOR Segiri Samarinda Demi Peningkatan PAD

GARUDASATU.CO, Samarinda – Kompleks GOR Segiri Samarinda terus menjadi pusat perhatian masyarakat setelah adanya pengelolaan parkir yang kurang optimal.

Pengelolaan parkir di GOR Segiri Samarinda menimbulkan kebingungan dan ketidakpuasan bagi para pengguna fasilitas tersebut. Akibatnya, 10 helm masyarakat hilang dalam kurun waktu satu minggu ini.

Situasi yang terjadi di GOR Segiri Samarinda sangat memprihatinkan. Dalam sepekan terakhir, area parkir di kompleks ini menjadi tempat gesekan antara pengelola parkir dan masyarakat pengguna GOR.

“Berjalan selama 1 minggu masih menimbulkan kendala tidak terkontrolnya pengunjung yang pakai helm atau tidak. kegiatan di sini sangat ramai, sehingga kami tidak dapat memantau mana yang masuk pakai helm dan tidak dan 10 helm hilang,” ujar Didi Zulyani, Kabid Lalu Lintas Jalan Dishub Samarinda.

Salah satu penyebab masalah ini adalah keterbatasan personel. Menurutnya, personilnya hanya terdiri dari 16 orang.

“Penjaga Pintu masuk yang berjumlah 2 tidak memiliki petugas yang mengatur parkir di dalam kompleks,” ujarnya.

Hal ini membuat situasi menjadi semakin tidak terkendali dan sejumlah kejadian hilangnya helm masyarakat dapat terjadi. Didi Zulyani mengakui bahwa mereka belum menemukan solusi final untuk mengatasi permasalahan ini.

“Dalam hal pengaturan karcis, panitia bertanggung jawab. Kami tetap memberikan karcis kepada para pengguna dengan tanda khusus yang kami tandai itu panitia,” tambahnya.

Meskipun demikian, pihak pengelola parkir tetap optimis bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) dapat berjalan dengan baik dan memohon dukungan dari masyarakat setempat.

Selain itu, masalah lain yang terjadi di GOR Segiri Samarinda adalah minimnya penerangan di area parkir. Untuk menjaga keamanan, pintu masuk harus ditutup, mengarah ke Jalan Agus Salim menuju GOR Segiri.

“Kami mengharapkan sanksi bagi oknum yang tidak bertanggung jawab. Ada masyarakat sekitar yang mengklaim bahwa area parkir tersebut adalah lahan mereka,” ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa pihaknya lebih berkomunikasi dengan masyarakat sekitar untuk menghindari kesalahpahaman.

“Pengalaman ini membuat kami sadar bahwa pengguna parkir di dalam GOR, termasuk pedagang, harus menggunakan karcis berlangganan. Selama ini kami tidak mengetahui hal tersebut. Ketika masuk tanpa menggunakan helm, tetapi ketika keluar menggunakan helm,” jelasnya.

Sementara itu terkait beredarnya masalah parkir harus bayar dua kali ketika ada event, Koordinator Parkir Dishub Samarinda Duri, mengatakan jika karcis yang diberikan oleh oknum jukir yang tidak terdata di bagaian parkir merupakan jukir tidak resmi.

“Kejadian tersebut malam jam 23.00 pas acara sudah bubar dan tentunya kami petugas parkir dari Dishub juga sudah lepas dinas, jadi kasus tersebut adalah ulah oknum jukir yang tidak terdaftar di kami. Kami terus akan pantau jika ada jukir diluar daftar maka akan kami lakukan pendekatan secara persuasif agar kedepan dapat kami bina,” pungkas Duri.

Loading

BAGIKAN:

[printfriendly]
[printfriendly]

TINGGALKAN KOMENTAR ANDA

BERITA TERKAIT

Copyright© PT Garudasatu Media Indonesia