GARUDASATU.CO, SAMARINDA – Akibat pandemi Covid-19 melanda selama dua tahun terakhir, angka kemiskinan di Kalimantan Timur (Kaltim) selama tiga tahun terakhir disebut-sebut terus meningkat.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan di Kaltim pada 2019 mencapai di 5,94 persen. Kemudian pada 2020 sebesar 6,10 persen dan tahun 2021 sebesar 6,54 persen. Walau, diketahui angka ini masih di bawah rata-rata nasional untuk tahun 2021, yakni 9,71 persen.
Di Kaltim, wilayah yang memiliki persentase kemiskinan ekstrem terbanyak berada di Kabupaten Kutai Timur (Kutim). Hal ini kemudian mendapat atensi tersendiri oleh Anggota Komisi IV DPRD Kaltim, Rusman Ya’qub. Ia mengakui, kondisi ini patut disayangkan dan perlu menjadi refleksi oleh DPRD Kaltim maupun Pemprov Kaltim.
“Sangat disayangkan. Dari luar, Kaltim terkenal kaya tapi masih ada masyarakat yang berkategori miskin ekstrem. Mestinya, ini menjadi tamparan bagi kita semua. Pemprov Kaltim dan DPRD Kaltim, termasuk saya tertampar sesungguhnya,”ungkapnya ditemui awak media, belum lama ini.
Akan hal tersebut, adanya masyarakat tergolong miskin ekstrem dinilai Rusman menandakan bentuk kealpaan seluruh pihak. Sebab itu, politisi PPP ini berharap agar pemprov untuk sesegera mungkin menghapus kemiskinan ekstrem ini melalui program-program yang tepat sasaran, dengan berbasis dari data penduduk.
“Berdasarkan data penduduk. Dimana wilayahnya, langsung ditembak. Jangan bikin program tapi tidak tahu yang ditembak siapa. Nanti malah yang kena bukan yang miskin,” pungkasnya.
(o/adv/dprdkaltim)